Chemistry

Jumat, 29 April 2011

Analisis masalah Pembelajaran Kimia Di SMK

ANALISIS MASALAH PEMBELAJARAN KELAS XII JURUSAN PERTANIAN DI SMK PABA BINJAI
Dina Adreini Br Tarigan (809142027)
Program Studi Pendidikan Kimia Pasca Sarajana Unimed

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah pembelajaran di SMK PABA Binjai kelas XII jurusan pertanian dan mengetahui kurikulum silabus yang digunakan di sekolah tersebut. Dimana masalah-masalah pembelajaran yang analisis adalah masalah bahan ajar yang digunakan di sekolah tersebut apakah sudah sesuai atau belum sesuai dengan silabus yang diterapkan, masalah pembelajaran yang meliputi berbagai faktor yaitu: faktor siswa, guru, fasilitas sekolah, dan masalah sumber belajar. Penelitian ini dilaksanakan di SMK PABA Binjai yang menjadi sampel adalah kelas XII jurusan pertanian. Instrumen yang digunakan adalah wawancara dan angket. Wawancara dilakukan dengan pembantu kepala sekolah dan guru, pemberian angket dilakukan pada siswa. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskritif (%). Berdasarkan hasil wawancara dan jawaban angket ditemukan bahwa pelaksanaan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK PABA Binjai kelas XII jurusan pertanian masih kurang baik, silabus yang digunakan masih belum dikembangkan (diadopsi langsung dari model silabus BSNP).
Analisis materi ajar menunjukkan bahwa buku yang digunakan belum sesuai dengan kurikulum yang digunakan sekolah. Buku yang digunakan adalah MASTER (Materi Ringkas dan Soal Terpadu kimia Sekolah Menengah Atas) karangan Sri Wahyuni berisi ringkasan materi dan soal soal kimia SMA (dari kelas 1 sampai kelas 3). Referensi buku lainnya yang digunakan guru adalah terbitan ARMICO, buku ini telah sesuai dengan kurikulum silabus. Namun tidak semua siswa memiliki buku pegangan sendiri. Masalah pembelajaran (meliputi faktor siswa, guru, fasilitas) yang ditemukan adalah sulitnya materi kimia yang dipahami oleh beberapa siswa, tidak ada buku pegangan bagi beberapa siswa, kurangnya kualifikasi guru kimia yang berlatarbelakang non kependidikan, fasilitas sekolah yang belum lengkap diantaranya alat-alat dan bahan-bahan laboratorium sekolah yang masih kurang, koleksi buku-buku kimia pertanian terbitan terbaru yang belum cukup. Sumber belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran selain di ruangan kelas dan laboratorium sekolah adalah kebun percobaan yang ada di lingkungan sekolah. Sumber belajar ini sudah cukup baik, namun alangkah lebih baik lagi apabila siswa dibawa langsung ke kebun pertanian atau perkebunan.

PENDAHULUAN
Keberhasilan pendidikan nasional ditentukan oleh prestasi siswa di tiap-tiap sekolah di seluruh daerah Indonesia. Faktor penentu keberhasilan siswa terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi aspek biologis, intelegensi, psikologis, minat, motivasi dan cara belajar siswa. Faktor eksternal meliputi aspek lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat. (Mursyid, 2010). Sekolah sebagai faktor eksternal penentu keberhasilan siswa memegang peranan yang tidak kalah pentingnya dengan faktor internal siswa. Untuk itu sekolah berupaya melakukan berbagai tindakan yang bermanfaat untuk meningkatkan keberhasilan siswa. Diantaranya penggunaan kurikulum yang tepat, menyediakan tenaga pengajar yang berkualitas, menyediakan fasilitas sekolah yang lengkap, mekondisikan iklim sekolah yang kondusif untuk belajar dan lain sebagainya.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut. Penggunaan kurikulum yang saat ini diimplementasikan lingkungan pendidikan sekolah Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. Pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.
Meskipun KTSP telah di terapkan di berbagai sekolah, namun masih banyak siswa yang tidak lulus ujian nasional (UN). Ini dapat dilihat dari data nilai rata ujian akhir mata pelajaran bahasa inggris 4,00. Sementara untuk pelajaran kimia, matematika, fisika dan biologi nilai rata-rata siswa adalah 5,00. Pada tahun 2004/2005 nilai rata-rata ujian nasional mereka 6,26, pada tahun 2005/2006 6,22 dan 7,13 pada tahun 2006/2007 sementara tahun 2007/2008 nilai rata-rata mereka 7,34 (Puspendik, 2008). Indikator ini menunjukkan bahwa masih ada masalah-masalah pembelajaran yang terjadi disekolah.
Untuk itu peneliti bertujuan meneliti kesesuaian materi ajar khususnya kimia dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan di sekolah, serta menganalisis bahan ajar, masalah pembelajaran yang meliputi faktor siswa, guru dan fasilitas sekolah, dan masalah sumber belajar (resourches).
Yang menjadi rumusan masalah adalah: apakan ada kesesuaian materi ajar khususnya kimia dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan di sekolah? Bagaimana bahan ajar yang digunakan di sekolah? Masalah-masalah pembelajaran apa yang ditemukan di sekolah yang menghambat proses pembelajaran? sumber belajar apa saja yang digunakan guru untuk melakukan proses pemeblajaran?
Tempat penelitian dilakukan di SMK PABA Binjai jurusan Pertanian kelas XII. Penelitian dilakukan selama 2 hari (tanggal 16 dan 19 Februari 2010). Hari pertama observasi dan wawancara, dan hari kedua pemberian angket pada siswa.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMK PABA Binjai kelas XI jurusan pertanian, data diperoleh melalui wawancara dengan pembantu kepala sekolah, guru dan siswa, pemberian angket untuk siswa, mengunjungi perpustakaan, ruang kelas, laboratorium, data lain berupa, silabus, buku pelajaran yang digunakan. Semua data kemudian dianalisis untuk memetakan masalah sehubungan dengan pelaksanaan KTSP dan analisis buku yang digunakan guru dan siswa serta kendala dalam pelaksanaan pembelajaran. Populasi penelitian adalah siswa SMK PABA jurusan pertanian kelas XII (dua belas) sebanyak satu kelas.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Wawacara
Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan pihak sekolah yaitu pembantu kepala sekolah bidang kurikulum, guru kimia, para siswa kelas XII jurusan pertanian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PABA diperoleh data-data berikut:
Implementasi KTSP di kelas XII Pertanian SMK PABA Binjai belum sepenuhnya dilaksanakan.
Silabus yang digunakan SMK Pertanian PABA Binjai kelas XII adalah silabus dari BSNP yang belum dikembangkan. Guru kimia telah menyusun prota, prosem dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus dari BSNP.
Guru yang mengajarkan bidang studi kimia di kelas XII jurusan Pertanian SMK PABA Binjai hanya satu orang dan guru tersebut membawakan 2 bidang studi sekaligus yaitu kimia dan fisika.
Laboratorium IPA yang ada disekolah hanya ada satu merangkap sebagai lab kimia, fisika, dan biologi.
Areal sekolah cukup luas dilengkapi dengan kebun percobaan yang ditanami dengan berbagai tanaman seperti kelapa sawit, jambu, pisang dan sebagainya.
Para siswa lebih sering melakukan percobaan di kebun percobaan daripada di laboratorium.
Perpustakaan sekolah dilengkapi dengan televisi sehingga ketika ada jam kosong, siswa yang ke perpustakaan lebih menyempatkan diri menonton televisi daripada membaca buku. Buku- buku pelajaran yang ada di perpustakaan sudah cukup lengkap namun untuk edisi terbaru masih kurang khususnya buku pelajaran kimia untuk jurusan pertanian.
Hasil Angket
Angket yang digunakan terdiri dari 12 item choice, angket berisi pertanyaan tentang materi ajar kimia, bahan pembelajaran ( terdiri dari faktor, siswa, guru dan fasilitas sekolah).

Lingkupan Materi Ajar Kimia SMK
1. Lingkupan materi ajar meliputi identifikasi materi ajar dan deskripsi materi ajar kimia.
1.1. Identifikasi Materi Ajar Kimia
Berdasarkan standar isi yang dikeluarkan BNSP terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk kelas XII SMK jurusan pertanian yaitu sebagai berikut:

Semester I (ganjil)
Standar Kompetensi : 1. Mengkomunikasika senyawa hidrokarbon dan kegunaannya.
Kompetensi Dasar    : 1.1. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon yang membentuk senyawa hidrokarbon.
                                  1.2. Menggolongkan senyawa hidrokarbon dan turunannya.
                                  1.3. Mendeskripsikan kegunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan manusia.
Standar Kompetensi : 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Kompetensi Dasar    : 2.1. Menentukan laju reaksi dan orde reaksi
                                  2.2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

Semester II (genap)
Standar Kompetensi : 3. Memahami koloid, suspense dan larutan sejati
Kompetensi dasar :     3.1. Mengidentifikasi, koloid, suspense dan larutan.
                                  3.2. Membedakan macm dan sifat koloid.
                                  3.3. Menerapkan system koloid dalam kehidupan.
Standar Kompetensi : 4. Melakukan pemisahan dan analisis
Kompetensi Dasar    : 4.1. Memisahkan zat dari campuran.
                                 4.2. Menentukan kadar suatu unsur/ senyawa-senyawa, gravimetri, volumetri dan teknik lainnya.

1.2. Deskripsi Materi Ajar Kimia
Materi ajar dikembangkan dari standar isi yang disusun oleh BNSP yang berisi pokok-pokok pembelajaran, pokok-pokok materi tersebut adalah:
Kekhasan atom karbon dan senyawa hidrokarbon.
senyawa hidrokarbon dan turunannya.
minyak bumi dan kegunaannya.
laju reaksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Koloid.
Macam dan sifat-sifat koloid.
Penggunaan koloid.
pemisahan campuran.
Penentuan kadar suatu unsur/ senyawa.
Materi ajar berisi konsep-konsep kimia yang disampaikan secara sederhana dan lugas untuk menghilangkan kesan bahwa kimia adalah sulit dan banyak menghafal, selain itu deskripsi materi ajar disajikan dengan konsep kimia yang tidak bisa terpisah dari kehidupan nyata siswa sehingga siswa menyadari bahwa kimia berkaitan erat dengan kehidupan mereka sehari-hari, contohnya siswa akan menemukan kimia dalam berbagai bidang kehidupan manusia,dan barang-barang yang sering digunakan siswa.

2. Analisis Bahan Ajar
Bahan ajar yang digunakan disekolah Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian PABA kelas XII berjudul MASTER (Materi Ringkas dan Soal Terpadu kimia Sekolah Menengah Atas) karangan Sri Wahyuni. Buku ini berisi ringkasan materi dan soal soal kimia SMA (dari kelas 1 sampai kelas 3). Buku ini seharusnya kurang sesuai (tidak efektif ) digunakan di SMK Pertanian kelas III karena isi dari buku tersebut tidak beurutan bila disesuaikan dengan materi ajar yang dikembangkan BSNP. Buku ini akan lebih efektif dan efisien jika digunakan di Sekolah Menengah Atas.

3. Masalah Pembelajaran dan Solusinya
Masalah pembelajaran yang ditemukan ketika dilakukan observasi melalui angket dan wawancara dianalisis dari 3 (tiga )aspek yaitu:
1. Masalah bahan ajar.
2. Masalah pembelajaran (meliputi berbagai faktor yaitu faktor siswa, guru dan fasilitas).
3. Masalah resources (tempat belajar).
3.1. Masalah Bahan Ajar
Dari hasil observasi angket dilapangan kepada siswa dan wawancara kepada siswa, guru dan pembantu kepala sekolah ditemukan bahwa bahan ajar yang digunakan guru untuk proses pembelajaran di kelas XII SMK Pertanian Binjai adalah MASTER (Materi Ringkas dan Soal Terpadu kimia Sekolah Menengah Atas) karangan Sri Wahyuni penerbit erlangga. Setelah dianalisis ditemukan bahwa bahan ajar yang digunakan ini tidak sesuai dengan kelas XII SMK pertanian karena isi materi buku tersebut adalah materi dan ringkasan soal-soal kelas 1 sampai kelas 3 sekolah Menengah Atas (SMA). Urutan materi buku tersebut tidak sesuai dengan apa yang dikembangkan dalam silabus BSNP yang diadopsi sekolah PABA Binjai. Referensi buku lain yang digunakan guru adalah terbitan ARMICO buku ini telah sesuai dengan kurikulum silabus yang digunakan sekolah.
Disamping itu ditemukan juga bahwa kebanyakan siswa tidak memiliki buku pegangan sendiri (materi ajar). Siswa meminjam buku dari perpustakaan, namun jumlah buku di perpustakaan tidak cukup untuk seluruh siswa. Sehingga ketika siswa tidak mendapat buku dari perpustakaan siswa hanya belajar dari apa yang disampaikan guru.
Solusi:
Pihak sekolah khususnya guru bidang studi diharapkan mengambil kebijakan memakai buku materi kimia khusus untuk jurusan pertanian.
Mengenai buku pegangan siswa, pihak sekolah diharapkan mengambil kebijaksanaan untuk memperbanyak buku diperpustakaan, atau memotokopi bahan ajar pada setiap pertemuan.
3.2. Masalah Pembelajaran ( Faktor Siswa, Guru dan Fasilitas)
Faktor Siswa
Dari hasil angket yang dijawab siswa ditemukan bahwa ada siswa yang tidak menyukai pelajaran kimia dengan berbagai alasan diantaranya materi kimia yang sulit untuk dipahami. Selain itu, ketika pengamat melakukan observasi ditemukan bahwa ada beberapa siswa yang tidak serius dalam belajar ini dilihat dari aktivitas siswa ketika pembelajaran berlangsung. Diantara mereka ada yang tidak memperhatikan guru ketika menerangkan, bahkan ada beberapa siswa yang datang terlambat setelah pembelajaran berlangsung sekitar setengah jam lebih.
Solusi:
Guru hendaknya membuat pembelajaran semenarik mungkin dengan membuat variasi dalam pembelajaran, selain itu guru hendaknya memberi motivasi pada siswa agar siswa berkeinginan untuk belajar kimia dengan sungguh-sungguh. Bagi siswa yang datang terlambat pihak sekolah/ guru hendaknya memberikan sanksi yang tegas agar siswa jera untuk datang terlambatdan lebih disiplin.
Faktor Guru
Dari wawancara yang dilakukan dengan guru kimia kelas XII SMK Pertanian PABA Binjai ditemukan bahwa guru kimia tersebut mengajarkan dua bidang studi sekaligus yaitu kimia dan fisika. Ini terjadi karena keterbatasan jumlah guru fisika dan kimia di sekolah tersebut. Ditemukan juga bahwa guru bidang studi tersebut berlatarbelakang dari nonkependidikan, sehingga hal ini menyebabkan guru tersebut tidak maksimal dalam melakukan proses pembelajaran karena tidak memiliki keahlian seorang pengajar seperti penguasaan kelas, ilmu psikologi dan lain sebagainya.
Disamping itu faktor kurangnya jam les kimia juga menjadi masalah dalam pembelajaran dimana jumlah les kimia dalam satu minggu hanya satu jam saja, waktu ini tentu saja tidak cukup untuk proses pembelajaran kimia yang terdiri dari banyak konsep. Apalagi jika dilakukan praktikum, maka guru harus mencari waktu pulang sekolah agar praktikum dapat dilakukan, hal ini tentu saja tidak efektif dalam proses pembelajaran kimia.
Solusi:
Hendaknya pihak sekolah menambah tenaga pengajar khususnya untuk pelajaran kimia dan fisika sehingga masing-masing guru bisa maksimal dalam melakukan proses pembelajaran. pihak sekolah juga diharapkan mengambil tenaga pengajar yang berlatarbelakang pendidikan, untuk guru yang berlatar belakang nonkependidikan yang sudah terlanjur mengajar di sekolah tersebut pihak sekolah hendaknya mengadakan penataran, workshop, bila perlu menyarankan guru tersebut untuk mengambil kuliah akta IV.
Pihak sekolah diharapkan menambah waktu pelajaran kimia dari satu jam menjadi dua jam per minggu, agar pembelajaran kimia dapat berjalan efektif.
Fasilitas
Dari hasil observasi dan jawaban angket siswa ditemukan bahwa fasilitas di laboratorium masih kurang lengkap, ini dilihat dari alat-alat di laboratorium yang kurang memadai. Disamping itu penataan laboratoium juga masih kurang baik, karena laboratorium di sekolah tersebut tidak memiliki bak kran air dan sirkulais udara yang kurang baik. Multifungsi satu laboratorium sebagai 3 laboratorium sekaligus yaitu lab fisika, kimia dan biologi menyebabkan lab tersebut kurang spesifik untuk kimia.
Kegiatan praktikum disekolah masih jarang dilakukan, hanya sekitar 1 kali dalam semester bahkan belum tentu setiap semester dilakukan. Temuan
Penggunaan media juga masih jarang dilakukan di kelas XII jurusan pertanian SMK PABA Binjai ini bisa dilihat dari hasil angket siswa. Media yang biasanya digunakan guru ketika pembelajaran berlangsung adalah alat peraga objek nyata. Koleksi buku-buku di perpustakaan juga masih kurang. Bahkan buku-buku terbitan terbaru hanya ada beberapa buah saja. Khusus untuk buku materi ajar kimia jurusan pertanian masih kurang.
Solusi:
Hendaknya pihak sekolah melengkapi fasilitas laboratorium sekolah berupa alat-alat dan bahan –bahan yang diperlukan siswa ketika mengadakan praktikum di laboratorium. Pihak sekolah juga hendaknya mengupayakan kit/ buku khusus panduan praktikum. Guru kimia hendaknya berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk mengadakan praktikum bila diperlukan untuk membantu pemahaman siswa akan materi yang disampaikan guru (menambah kegiatan praktikum di laboratorium/ jangan hanya 1 kali dalam semester). Bahan bacaan di perpustakaan disarankan agar diperbanyak pihak sekolah, khususnya bahan ajar kimia pertanian.
Penggunaan media yang bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan materi ajar yang diajarkan sangat disarankan untuk guru kimia kelas XII jurusan pertanian SMK PABA Binjai. Karena penggunaan media yang tepat, akan membantu proses pembelajaran secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil belajar yang maksimal
3.3. Masalah Resources (Sumber-sumber Belajar).
Dari hasil observasi dan awawancara dengan guru dan siswa, sumber-sumber belajar siswa kelas XII jurusan pertanian SMK PABA Binjai diutamakan di rung kelas, kebun percobaan disekitar sekolah dan laboratorium sekolah. Ruangan kelas sebagai sumber belajar utama siswa kelas XII jurusan pertanian SMK PABA Binjai belum dilengkapi dengan alat penerangan lampu, sehingga bila kondisi cuaca mendung, hujan maka siswa akan merasa kesulitan untuk melihat tulisan di papan tulis karena ruangan kelas gelap. Keadaan lingkungan sekolah PABA Binjai sudah cukup baik, sekolah ini memiliki lokasi yang cukup luas dan dilengkapi kebun percobaan sebagai sumber belajar yang ditanami tanam-tanaman oleh siswa jurusan pertanian. Siswa pertanian lebih sering mengadakan praktikum di kebun percobaan daripada di laboratorium.
Solusi:
Pihak sekolah hendaknya melengkapi kelas sebagai sumber belajar dengan alat penerangan lampu, agar ketika kondisi cuaca tidak mendukung (hari gelap/mendung dan hujan) hal tersebut tidak menjadi kendala dalam proses pembelajaran.
Hendaknya guru berinisiatif untuk membawa siswa terjun langsung di kebun pertanian sebenarnya sebagi sumber belajar, tidak hanya di kebun percobaan.

4. Analisis Kurikulum
Dari hasil analisis kurikulum, ditemukan bahwa sekolah PABA Binjai menggunakan/ mengadopsi langsung model kurikulum silabus dari BSNP . Sekolah belum mengadakan pengembangan model kurikulum silabus sesuai dengan potensi dan tuntutan daerahnya. Seharusnya pihak sekolah mengembangkan model silabus yang sesuai dengan potensi daerah Binjai.
Solusi:
Hendaknya pihak sekolah saling bekerjasama untuk mengembangkan model kurikulum silabus yang sesai dengan potensi yang ada di kota Binjai, sehingga apa yang diterapkan dalam pengembangan silabus tersebut lebih aplikatif dan efektif serta efisien.

SIMPULAN
Dari hasil observasi, wawancara, pembagian angket yang telah dilakukan selama penelitian maka diambil simpulan sebagai berikut:
Implementasi KTSP di kelas XII jurusan pertanian SMK PABA Binjai belum sepenuhnya dilaksanakan. Kurikulum silabus yang dipakai di kelas XII jurusan pertanian SMK PABA Binjai diadopsi langsung dari model kurikulum silabus BSNP. Sekolah belum mengembangkan kurikulum silabus dari BSNP sesuai dengan potensi daerahnya dan kebutuhan sekolah.
Masalah – masalah pembelajaran yang ditemukan di kelas XII jurusan pertanian SMK PABA Binjai adalah ebagai berikut:
Masalah bahan ajar.
Bahan ajar yang digunakan tidak sesuai dengan kelas XII SMK jurusan pertanian karena isi materi buku tersebut adalah materi dan ringkasan soal-soal kelas 1 sampai kelas 3 sekolah Menengah Atas (SMA). Urutan materi buku tersebut tidak sesuai dengan apa yang dikembangkan dalam silabus BSNP yang diadopsi sekolah PABA Binjai.
Masalah pembelajaran (meliputi berbagai faktor yaitu faktor siswa, guru dan fasilitas).
Faktor Siswa, beberapa siswa tidak menyukai pelajaran kimia dengan berbagai alasan diantaranya materi kimia yang sulit untuk dipahami.
Faktor guru, latar belakang guru yang bukan dari bidang kependidikan sehingga tidak memiliki keahlian seorang pengajar seperti penguasaan kelas, ilmu psikologi dan lain sebagainya.
Faktor fasilitas meliputi kelengkapan alat- alat laboratorium yang kurang, penataan laboratorium sekolah yang masih kurang baik, kelengkapan buku-buku kimia pertanian yang belum cukup di perpustakaan, penggunaan media pembelajaran yang masih minim.
Masalah resources (tempat belajar).
Sumber belajar yang digunakan masih berkisar lingkungan sekolah seperti ruangan kelas, kebun percobaan sekolah dan ruangan laboratorium sekolah.
SARAN
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah: sebaiknya pihak sekolah, baik itu kepala sekolah, pembantu kepala sekolah, guru, komite sekolah, orang tua siswa, siswa dan pihak yang terkait saling bekerjasama untuk memajukan pendidikan di sekolah tersebut, khususnya di jurusan pertanian. Pengembangan model silabus yang sesuai dengan kebutuhan sekolah dan potensi daerah Binjai hendaknya dilakukan oleh pihak terkait agar pembelajaran yang dilakukan di sekolah lebih bermanfaat dan aplikatif.
Untuk mengatasi atau mengurangi berbagai masalah pembelajaran yang ditemukan dalam penelitian hendaknya sekolah dan stake holder saling bekerjasama untuk memakai bahan ajar yang sesuai dengan jurusan pertanian. Perlengkapan fasilitas berupa alat-alat laboratorium, buku-buku perpustakaan dilengkapi. Tenaga guru hendaknya maksimal dalam melakukan pembelajaran, memilih model, metode dan strategi pembelajaran yang sesuai, penggunaan media pembelajaran yang tepat, mengembangkan rencana program pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Berinisiatif melakukan pembelajaran yang menarik dan variatif sehingga siswa memiliki minat untuk belajar kimia dan menganggap pelajaran kimia itu merupakan pelajaran yang menarik untuk dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.warta unair.ac.id (diakses tanggal 15 April 2010)
http://www.suara merdeka.com, (diakses tanggal 15 April 2010)
Mursyid, (2010), http://file:///d:/etc/curriculum/pengertian-dan-definisi-kurikulum.htm.
Permana, I, (2008), Memahami Kimia SMK Kelompok teknologi, Kesehatan, dan pertanian, Penerbit ARMICO, Bandung.
Puspendik, (2008), http://puspendik.com/ebtanas/hasil 2008/rata 08/index htm.
Wahyuni, S, (2003), Master Kimia SMA, Penerbit Erlangga, Jakarta.